2004: Ekowisata Ciliwung

Jaksel Gelar Ekowisata Ciliwung 

Republika, 9 Desember 2004 

Sumber:http://www.nnseek.com/ 

Badan Pengendali Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta dan beberapa instansi Pemkot Jakarta Selatan akan menggelar acara Eko Wisata Ciliwung 2004. Acara yang rencananya akan dihadiri Menteri Linkungan Hidup ini akan digelar pada Ahad (12/12) di pinggir Kali Ciliwung di JL H Shibi RT 08/01 Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Lentang Agung, Jaksel.

Menurut Kasudin Pariwisata Jakarta Selatan, Nenden Dewi, acara ini bertujuan menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap sungai, serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat agar dapat berperan aktif dalam mengembangkan potensi sungai dan daerah aliran sungai.

Menurutnya, untuk mendukung hal tersebut telah dipersiapkan berbagai acara, seperti pencanangan kampung ramah lingkungan, penanaman pohon, pelepasan ikan dan burung, pameran, pentas budaya Betawi, dan festival makanan. Masing-masing acara dilaksanakan instansi masing-masing.  “Semisal, pelepasan burung dan ikan dilaksanakan oleh sudin peternakan dan perikanan,” ujar Nenden.

Kegiatan pencanangan kampung ramah lingkungan akan dilaksanakan dengan pemberian paket atau brosur tentang ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan Pemprov DKI kepada warga sekitar. Sedangkan kegiatan Jelajah Kampung akan diikuti oleh pesrta dari kalangan pelajar, pencinta alam, pandu linkungan, kerabat WWF dan lain-lain.

Dalam acara Ekowisata Ciliwung ini akan ditanam sekitar 200 pohon rambutan ropi’ah. Menurut Nenden pohon ini menjadi maskot pohon Kota Madya Jakarta Selatan. “Penanaman simbolisnya dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Gubernur DKI,” ujar Nenden diruang kerjanya.

Selain menanamn pohon rambutan secara simbolis, Menteri Linkungan Hidup dan Gubernur DKI juga berkesempatan melepas ikan dan burung. “Jenis ikan yang akan dilepas adalah Ikan Nila, sedangkan jenis burungnya
adalah burung Gelatik,” ucap Nenden. Ia menambahkan Ikan Nila juga merupakan maskot ikan Kota Madya Jakarta Selatan. Nenden mengatakan, Sudin Pariwisata Jaksel sendiri, mendapat tugas menyiapkan acara Pentas Budaya, Festival Makanan dan Pameran. “Dalam Pentas Budaya, kita akan menggelar berbagai tarian daerah, terutama tarian dari Betawi,” Tambah Nenden.

Sementara untuk Festival Makanan, akan diikuti oleh ibu-ibu dari Kelurahan Lenteng Agung dan Tanjung Barat. Mereka akan melombakan makan hasil kreasi mereka. “Jenis makan yang diperlombakan adalah jenis
makanan kecil, kue-kue dan makanan utama dan minuman khas Betawi.”

Menurut Nenden, acara festival makanan dan pentas budaya ini, bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Betawi dan meningkatakan kecintaan masyarakat akan budaya sendiri. Sementara itu kegiatan pameran, akan diisi oleh 16 intansi Pemda Provinsi DKI Jakarta.

(c28)
Kamis, 09 Desember 2004
© 2006 Hak Cipta oleh Republika Online

Pemkodya Jaksel Gelar Eko Wisata Ciliwung 2004

Sumber: http://www.beritajakarta.com/ 10 Desember 2004 

Untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat Jakarta terhadap sungai, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta dan beberapa instansi Pemkodya Jakarta Selatan akan menggelar acara Eko Wisata Ciliwung 2004. Acara yang akan dihadiri Menteri Lingkungan Hidup ini akan gelar di pinggir Kali Ciliwung di JL H Shibi RT 08/01 Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Lentang Agung, Jaksel, Minggu (12/12).

Kepala Suku Dinas Pariwisa Pemkodya Jakarta Selatan Nenden Dewi Anjasmara mengutarakan hal itu kepada beritajakarta.com di Jakarta, Kamis (09/12).

Nenden menjelaskan kegiatan ini selain bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat Jakarta terhadap sungai, juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat agar dapat berperan aktif dalam mengembangkan potensi sungai dan daerah aliran sungai.

Menurutnya, untuk mendukung kegiatan tersebut, pihaknya menyiapkan berbagai macam acara, seperti pencanangan kampung ramah lingkungan, penanaman pohon, pelepasan ikan dan burung, pameran, pentas budaya Betawi, dan festival makanan yang akan dilaksanakan . instansi terkait masing-masing. “Misalnya, seperti acara pelepasan burung dan ikanm maka yang melaksanakannya Sudin Peternakan dan Perikanan,” kata Nenden mencontohkan.

Lebih lanjut Nenden menjelaskan satu persatu berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan pencanangan kampung ramah lingkungan akan dilaksanakan dengan pemberian paket atau brosur tentang ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan Pemprop DKI kepada warga sekitar. Sedangkan kegiatan Jelajah Kampung akan diikuti oleh peserta dari kalangan pelajar, pencinta alam, pandu lingkungan, kerabat WWF dan lain-lain.

Dalam kesempatan kegiatan Ekowisata Ciliwung ini, akan ditanam sekitar 200 pohon rambutan ropi´ah. Menurutnya pohon ini menjadi maskot pohon Kota Madya Jakarta Selatan. “Penanaman simbolisnya dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Gubernur DKI,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, lanjut Nenden, Menteri Linkungan Hidup dan Gubernur DKI secara simbolis juga akan melepas ikan dan burung. Jenis ikan yang akan dilepas adalah ikan nila, sedangkan jenis burungnya adalah burung gelatik. “Ikan nila juga merupakan maskot ikan Kotamadya Jakarta Selatan,” katanya lagi.

Sudin Pariwisata Jaksel yang dipimpinnya sendiri, tambah Nenden, mendapat tugas menyiapkan acara Pentas Budaya, Festival Makanan dan Pameran. Dalam Pentas Budaya, pihaknya akan menyuguhkan berbagai tarian daerah, terutama tarian dari Betawi.

Mengenai Festival Makanan, kata Nenden, akan disemarakkan oleh ibu-ibu dari Kelurahan Lenteng Agung dan Tanjung Barat. Mereka akan melombakan makan hasil kreasi mereka. Sedangkan jenis makanan yang diperlombakan adalah jenis makanan kecil, kue-kue dan makanan utama dan minuman khas Betawi. Festival makanan dan pentas budaya ini, menurut Nenden bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Betawi dan meningkatakan kecintaan masyarakat akan budaya sendiri. Sementara itu kegiatan pameran, akan diisi oleh 16 intansi Pemprop DKI Jakarta.

Seru dan Menantang, Lintas Alam di Ekowisata Ciliwung

Suara Pembaruan, 26 Desember 2004

Sumber: http://dir.groups.yahoo.com/

Biasanya petualangan alam bebas seperti lintas alam atau susur sungai dilakukan di luar kota. Tapi hal ini tidak berlaku bagi pelajar dari lima wilayah di DKI Jakarta. Dengan gembira mereka melakukannya beberapa waktu lalu di salah satu dari 13 sungai yang ada di Jakarta, yaitu di Sungai Ciliwung. Tepatnya di daerah Srengseng Sawah, di Jalan H Sibi, RT 008 RW 01, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Pagi itu puluhan pelajar dari lima wilayah DKI dan ratusan warga dari tiga kelurahan (Srengseng Sawah, Lenteng Agung, dan Tanjung Barat) berkumpul menjadi satu di Perkampungan Betawi Srengseng Sawah, guna meramaikan acara Ekowisata Ciliwung yang dimotori oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta. Ikut bekerja sama dalam acara itu, Kerabat WWF, Kelompok Aksi Cinta Lingkungan (Kancil) Indonesia, masyarakat local, dan sejumlah lembaga lainnya, baik pemerintah maupun swasta.

Menurut Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan BPLHD DKI, Ir Junani Kariwiria, Msi, ekowisata Ciliwung diadakan untuk mewujudkan daya manfaat sungai bagi masyarakat lokal melalui wacana ekowisata sungai dalam rangka menumbuhkembangkan kecintaan masyarakat terhadap sungai, serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat. Agar mereka dapat berperan aktif dalam mengembangkan potensi sungai serta daerah aliran sungainya.

“Acara yang digelar cukup banyak dan beragam mulai dari anak-anak, remaja sampai orang tua,” kata sekretaris pelaksana kegiatan itu Dra Atty Chandrawati, sambil menyebutkan contoh perlombaan memasak makanan dan minuman khas Betawi yang diikuti oleh ibu-ibu PKK RW bantaran sungai yang berlokasi di tiga kelurahan, pemberian pohon produktif, penanaman pohon dalam rangka Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) serta Puncak Penghijauan dan Konservasi Alam Nasional (PPKAN), dan pelepasan bibit ikan sekitar 5.000 ekor dan pelepasan burung 30 ekor. Juga diadakan pameran yang menampilkan program-program dari instansi atau lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang terlibat. Turut juga Kelompok Sekolah Hijau (Green School) dengan menampilkan produk-produk daur ulang limbah plastik.

Begitulah, setelah acara seremonial yang dihadiri juga oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, para pelajar itu memulai lintas alam dengan menapaki hamparan karpet hijau, memasuki gua-gua dedaunan, pohon-pohon bambu yang sedikit melintang, menikmati lekukan bantaran sungai dan keindahan panorama alam yang terbilang masih asri serta banyak dijejali oleh rerimbunan pohon. Tercatat antara lain siswa-siswi dari SMU 70, Al-Azhar, 38 dan 109 semuanya di Jakarta Selatan, lalu SMU 13 Jakarta Utara, SMU 50 Jakarta Timur, SMU 16 Jakarta Barat dan Pusat SMU 35 Jakarta Pusat, ikut serta. Kegiatan ini dimulai dengan penelusuran bantaran sungai dari Jalan H. Sibi, Srengseng Sawah, menuju start arung sungai (Fun Rafting) yaitu di Jembatan Akses UI Pal Kelapa Dua, Depok, dan berakhir (finish) di Bambon, Srengseng Sawah. Jarak dari start hingga finish sekitar 3 kilometer, dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam.

Petualangan ini memang asyik, seru dan menantang, karena panitia menyajikan permainan keanekaragaman hayati dan permainan pilah sampah. Peserta diminta mencari dedaunan atau aneka jenis daun yang tersebar di sepanjang jalur lintas alam. Daun yang diambil bukan daun yang ada di pohonnya atau daun masih hidup, namun yang diambil hanyalah daun kering atau yang telah jatuh dari pohonnya dan ukuran daun yang diambil pun minimal berdiameter 10 cm. Kemudian daun yang dipungut peserta tadi, dimasukkan ke wadah yang telah disediakan.

Sedangkan permainan pilah sampah, peserta diminta juga mengambil sampah yang tersebar di sepanjang jalur lintas alam, kemudian memilah sampah tersebut antara organik (basah) dan anorganik (kering),tetapi yang diutamakan sampah-sampah plastik (anorganik), lalu dikumpulkan ke wadah yang disediakan.

“Acara ini bagus, seru banget, karena peserta disuruh mengambil berbagai jenis dedaunan dan memungut sampah untuk dipilah,” ujar Prima Zeny Putri Astria (17) siswi kelas III SMU 13 Jakarta Utara dengan nada semangat.

Selain itu, acara tersebut dapat menumbuhkembangkan cinta lingkungan, menjaga kelestarian alam dengan tidak membuang sampah ke Sungai Ciliwung, juga dapat menumbuhkan jiwa semangat kebersamaan dan jiwa kepemimpinan, tambah dara manis yang juga anggota Green School di sekolahnya.

Hal senada juga diucapkan Safii, siswa SMU 8 Jakarta Selatan. Menurutnya, lintas alam ini seru, dan dia baru pertama kali mengalami lintas alam sambil menyusuri sungai Ciliwung dengan perahu karet. Ternyata masih ada keasrian alam yang berada di Jakarta.

Kali ini panitia sengaja menjadikan acara ini sebagai lomba, dan penilaiannya adalah kelompok yang paling banyak mengumpulkan sampah dan membawa berbagai jenis daun, serta penilaian terhadap kerja sama tim dan pemahaman terhadap lingkungan hidup. Hasilnya adalah SMU 13 Jakarta Utara sebagai juara pertama, disusul juara kedua SMU 38 Jakarta Selatan dan di urutan ketiga peserta dari SMU 16 Jakarta Barat.

AGUS JAELANI

Leave a comment